Sekarang, berbagai macam metode bercocok tanam semakin banyak caranya. Salah satu metode pertanian modern adalah metode fertigasi.
Metode ini ternyata punya banyak keunggulan yang gak hanya mempermudah proses bertanam, tapi juga bisa meningkatkan hasil panenmu.
Fertigasi sendiri adalah kombinasi antara dua teknik, yaitu fertilizer (pupuk) dan irrigation (irigasi). Jadi, lewat teknik ini, air yang digunakan untuk irigasi sekaligus membawa pupuk yang dibutuhkan tanaman.
Tanaman langsung mendapatkan air sekaligus nutrisi dengan cara yang lebih efisien. Nggak perlu lagi khawatir akan kekurangan pupuk atau terlalu banyak air yang tergenang di tanah.
Selain itu, teknologi ini juga bisa diaplikasikan di berbagai jenis pertanian, dari yang skala kecil hingga besar, dan tentu saja sangat cocok bagi mereka yang ingin bertani secara lebih modern dan efektif.
Penasaran kan gimana cara menerapkan metode fertigasi ini? Jika kamu ingin menerapkannya sendiri dirumah, simak baik-baik langkah-langkah yang admin bagikan dibawah ini ya..
Apa Itu Metode Fertigasi?
Fertigasi, seperti yang udah sedikit disinggung di atas, adalah metode yang menggabungkan dua konsep penting dalam bertani: irigasi dan pemberian pupuk. Jadi, di metode ini, tanaman diberi air sekaligus pupuk yang disalurkan lewat sistem irigasi.
Pupuknya ini larut dalam air, jadi tanaman bisa menyerapnya langsung dari akar.
Keunggulan dari fertigasi adalah kemampuannya untuk memberikan nutrisi yang lebih tepat dan efisien. Dibandingkan dengan cara tradisional yang biasanya memberikan pupuk secara terpisah atau bahkan menyebar pupuk ke seluruh lahan, fertigasi memungkinkan pupuk hanya sampai ke tanaman yang membutuhkan.
Artinya, pupuk yang digunakan bisa lebih hemat dan tanaman pun lebih cepat berkembang. Terlebih lagi, metode ini juga sangat cocok digunakan di lahan terbatas, seperti di kebun rumah atau lahan yang sedikit kesulitan air.
Metode fertigasi ini sendiri banyak diterapkan dalam pertanian hidroponik, yang berarti tanaman bisa tumbuh dengan baik tanpa menggunakan tanah, hanya dengan air yang mengandung nutrisi.
Biasanya, metode fertigasi digunakan untuk menanam berbagai jenis sayuran seperti selada, tomat, hingga cabai. Karena ke-efisienansinya, terutama dalam penggunaan air dan pupuk, metode ini sangat cocok bagi petani di daerah yang kekurangan sumber daya alam tersebut.
Mungkin terdengar rumit, tapi cara menanam sayur dengan sistem ini gak susah kok. Asalkan kamu tau langkah-langkahnya, semua bisa berjalan lancar.
Teknik & Tips Menanam Sayur dengan Metode Fertigasi
Sekarang jika kamu tertarik untuk menerapkan sistem ini kepertanianmu, baca baik-baik cara dan tips yang admin bagikan dibawah ini ya..
1. Siapkan Media Tanam
Sebelum kamu memulai, langkah pertama yang nggak boleh terlewat adalah menyiapkan media tanam. Supaya sayuran yang kamu tanam bisa tumbuh sehat dan optimal.
Kalau media tanam nggak disiapkan dengan baik, hasil panen bisa nggak sesuai harapan.
Pertama-tama, pilihlah lahan tanam yang cukup terkena sinar matahari, karena sayuran membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Pastikan lahan kamu cukup terbuka dan nggak tertutup bayangan pohon besar yang bisa menghalangi sinar matahari.
Kalau bisa, pilih lokasi yang juga nggak jauh dari sumber air, karena irigasi fertigasi sangat bergantung pada ketersediaan air.
Lalu, langkah berikutnya adalah membersihkan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Gulma ini bisa menyedot nutrisi dan air yang seharusnya diterima oleh tanaman sayur.
Selain itu, pastikan lahan tersebut jauh dari area laut, karena air asin dapat merusak beberapa jenis sayuran. Jangan lupa juga untuk membuat bedengan (petakan tanah yang sedikit ditinggikan) supaya air tidak menggenang dan tanaman tidak kebanjiran, terutama saat musim hujan.
Saat bedengan sudah siap, gemburkan tanah dan tambahkan pupuk kompos agar tanah menjadi lebih subur. Kompos ini akan memperbaiki struktur tanah dan menyediakan nutrisi bagi tanaman.
Setelah itu, tutup permukaan bedengan dengan plastik mulsa. Fungsi plastik mulsa ini untuk menghalangi pertumbuhan gulma dan menjaga kelembaban tanah. Plastik ini juga bisa membantu menjaga suhu tanah tetap stabil, yang penting untuk pertumbuhan akar tanaman.
Setelah semua siap, buat lubang tanam di atas bedengan dengan jarak sekitar 20–40 cm antar lubang. Lubang ini akan jadi tempat untuk menempatkan polybag yang berisi media tanam.
Ingat, polybag untuk fertigasi tidak perlu diisi dengan tanah, melainkan dengan campuran bahan seperti kerikil halus, serbuk kayu, pasir kasar, serabut akar, dan sekam. Semua bahan tersebut dicampur merata dan dimasukkan ke dalam polybag sebagai media tanam.
Agar suhu media dalam polybag naik, kamu bisa menambahkan pupuk dasar yang sudah didekomposisi sebelumnya. Pupuk dasar ini sangat berguna untuk memberikan nutrisi awal kepada tanaman.
Jangan lupa untuk meratakannya agar tanaman bisa mendapat cukup gizi sejak awal.
2. Penanaman Bibit Sayuran
Sekarang, setelah media tanam siap, saatnya untuk menanam bibit sayuran. Bibitnya bisa kamu beli di toko pertanian, online dsb. Atau kalau kamu mau coba menanam dari biji, juga bisa kok.
Sebelum menanam, rendam biji sayuran terlebih dahulu di air yang dicampur dengan Zpt auksin dan fungisida sistemik selama kurang lebih satu jam. Setelah direndam, biarkan biji mengering.
Lalu, siapkan pot kecil untuk menanam biji sayuran. Letakkan sekitar 2–3 biji dalam setiap pot, lalu beri penyiraman rutin.
Pada tahap ini, jangan biarkan tanaman terkena sinar matahari langsung agar bibit muda tidak terbakar atau stres. Setelah 2 minggu, ketika bibit mulai tumbuh dan memiliki beberapa daun, kamu bisa memindahkan tanaman ke polybag yang lebih besar.
Sebelum memindahkan bibit ke polybag, beri lubang tanam di polybag dengan pupuk NPK grower dan KNO3 dalam dosis rendah. Lepas plastik dari bibit dengan hati-hati dan tanamkan bibit sayuran ke dalam polybag.
Proses pemindahan sebaiknya dilakukan pada sore hari, agar tanaman tidak stres terkena terik matahari. Jika ada bibit yang mati atau tampak lemah, segera ganti dengan bibit baru.
Kalau mau menyemprot fungisida sistemik juga boleh, untuk mencegah infeksi jamur yang sering terjadi pada bibit baru.
3. Pasang Sistem Pengairan
Setelah bibit tertanam dengan rapi, saatnya untuk memasang sistem pengairan fertigasi. Sistem irigasi ini sangat krusial karena akan mengalirkan air yang sudah dicampur pupuk langsung ke akar tanaman.
Kamu bisa memasang selang di setiap tanaman untuk memastikan air mengalir dengan merata.
Ada dua cara untuk memastikan air mengalir dengan baik: pertama, kamu bisa menggunakan pompa air untuk mendorong air menuju tanaman. Atau kedua, menempatkan penampungan air di posisi yang lebih tinggi untuk memanfaatkan gravitasi.
Pastikan air mengalir secara perlahan dan merata ke setiap tanaman. Arahkan selang langsung ke akar tanaman supaya proses pengairan lebih efisien.
4. Perawatan Tanaman
Setelah sistem pengairan terpasang, jangan lupakan perawatan tanaman agar hasilnya maksimal. Perawatan ini meliputi pemberian pupuk susulan, pengendalian hama, dan penanggulangan penyakit. Pupuk susulan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan sehat.
Kamu bisa mengocorkan pupuk NPK grower atau ZA secara teratur, dan jangan lupa menggunakan semprotan POC untuk memenuhi kebutuhan unsur hara mikro tanaman.
Untuk mengatasi hama dan penyakit, kamu bisa melakukan Penanganan Hama Terpadu (PHT). PHT adalah teknik yang menggabungkan beberapa cara untuk menganalisis dan menangani masalah tanaman.
Jika tanaman terinfeksi jamur, gunakan fungisida sistemik dengan dosis yang sesuai untuk membasmi jamur. Sementara jika ada serangga yang menyerang, semprotkan insektisida untuk mengusir mereka.
5. Masa Panen Tanaman Sayur
Setelah beberapa bulan merawat, saatnya panen disekitaran 2 bulan setelah penanaman, tergantung jenis sayurannya. Sebelum memanen, pastikan tanaman mendapatkan cukup air agar sayur tetap segar dan lebih tahan saat diangkut.
Sebelum panen, kamu juga bisa menyemprotkan fungisida sekali untuk menghindari pertumbuhan jamur akibat luka pemetikan daun.
Penutup
Sampai sini, agaknya kamu tau kan kalau fertigasi itu sistem yang cocok banget untuk pertanian modern? Metode ini nggak hanya mempermudah para petani, tapi juga membantu menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
Dengan langkah-langkah yang terstruktur dan sistem yang rapi, siapapun bisa menanam sayur dengan metode ini, bahkan bagi mereka yang baru mulai belajar bertani.
Jadi, kalau kamu tertarik untuk mencoba menanam sayur menggunakan metode fertigasi, nggak ada salahnya untuk mencoba. Yang pasti, ikuti step-by-step yang udah admin jelasin diatas.
Dengan begitu, kamu nggak cuma bisa menikmati hasil sayuran segar dari kebun sendiri, tapi juga ikut berpartisipasi dalam perkembangan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.