Pernah ngerasa repot banget dengan proses pengolahan tanah sebelum menanam? Jadi, ada satu metode yang mungkin bisa jadi solusi bagi kamu yang gak pengen ribet ngolah tanah dulu, yaitu Metode Tanpa Olah Tanah alias TOT.
Metode ini cocok bagi yang ingin bertani lebih simpel tapi tetap efektif. TOT ini sebenarnya sudah banyak diterapkan, terutama di lahan-lahan sawah bekas panen padi.
Selain menghemat waktu, metode ini juga ramah lingkungan karena tak membuat tanah jadi rusak akibat terlalu sering dibalik atau digemburkan.
Admin sadar, bertani itu bukan sekadar soal panen, tapi juga menjaga tanah tetap subur dan sehat buat jangka panjang. Penasaran kan gimana caranya nerapin metode tanpa olah tanah ini, ke jagung terutama ya.
Simak terus langkah-langkah penjelasannya dibawah ini..
Apa Itu Metode Tanpa Olah Tanah?
Kalau kamu mungkin gak mau ribetnya proses pengolahan tanah, metode TOT ini bisa jadi alternatif menarik. TOT adalah cara menanam yang gak perlu persiapan lahan seperti pembalikan atau penggemburan tanah.
Kamu cuma butuh membuat lubang kecil buat menanam benih, hmm terdengar gampang kan?
Di negara-negara maju, metode ini biasanya dilakukan dengan alat modern kayak planter. Tapi tak perlu khawatir, di Indonesia kamu bisa menggunakan alat tradisional tugal.
Tugal ini bisa dipakai untuk melubangi tanah, bahkan di lahan sawah sekalipun.
Tapi, gak semua jenis tanah cocok untuk metode TOT ya, tanah yang keras atau kurang gembur kurang ideal karena bakal sulit menumbuhkan tanaman. Metode ini lebih cocok buat lahan sawah yang sebelumnya ditanami padi.
Dikarenakan jerami sisa panen padi bisa dimanfaatkan sebagai mulsa alami. Mulsa ini bakal melindungi tanah, menjaga kelembapan, dan mengurangi pertumbuhan gulma.
Metode TOT juga sering digunakan di sawah tadah hujan atau sawah beririgasi teknis yang pengin menjalankan rotasi tanaman. Jadi, bagi yang punya lahan sawah bekas panen padi, TOT bisa jadi pilihan yang simpel serta efisien.
Kelebihan Metode TOT
Berikut beberapa kelebihan jika kamu nantinya menggunakan metode tanpa olah tanah ini untuk menanam jagung..
- Menghemat Waktu Budidaya
Dengan TOT, kamu tak perlu menghabiskan waktu untuk membajak atau menggemburkan tanah. Cukup bikin lubang kecil untuk benih, dan tanaman siap tumbuh. - Efisiensi Biaya Tenaga Kerja
Kalau biasanya kamu butuh banyak tenaga guna mengolah lahan, metode ini bisa mengurangi kebutuhan itu. Hasilnya, biaya operasional jadi lebih irit. - Melindungi Struktur Tanah
Tanah yang sering dibolak-balik lama-lama bisa jadi keras dan kurang subur. Dengan TOT, struktur tanah tetap terjaga karena kamu gak merusaknya dengan alat berat atau bajak. - Mengurangi Risiko Erosi
Pengolahan tanah biasanya membuka lapisan atas tanah yang kaya hara. Kalau kamu pakai metode TOT, risiko erosi ini bisa diminimalkan karena tanah tetap tertutup mulsa. - Ramah Lingkungan
Karena tak adanya proses pembajakan yang intensif, metode ini lebih ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan jerami sebagai mulsa juga membantu mengurangi limbah panen.
Cara Menanam Jagung Tanpa Mengolah Tanah
Sekarang untuk langkah-langkah penanaman jagung dengan metode TOT, silahkan kamu baca dengan seksama dan ikuti sesuai instruksi yang admin jabarkan..
Persiapan Lahan
Sebelum mulai menanam jagung dengan metode tanpa olah tanah, ada beberapa persiapan penting yang perlu kamu lakukan. Jangan skip tahap ini ya, karena ini kunci keberhasilannya..
a. Penyiapan Mulsa Jerami
Kalau lahanmu bekas sawah padi, jangan buru-buru membuang jerami yang tersisa. Jerami ini bisa berguna sebagai mulsa alami. Cara penyiapannya pun juga gampang.
Cacah atau rajang jerami sisa panen sampai ukuran kecil, lalu taburkan secara merata di atas permukaan lahan. Mulsa jerami ini bakal membantu menjaga kelembapan tanah, mencegah gulma tumbuh, dan melindungi tanah dari hujan lebat yang bisa mengikis lapisan atasnya.
b. Penyiapan Drainase
Karena kita nggak bikin bedengan tinggi, drainase jadi hal wajib. Kamu bisa membuat saluran drainase berbentuk garis lurus dengan jarak antar saluran sekitar 2 meter.
Fungsinya untuk membuang air berlebih di lahan, terutama kalau hujan deras. Jangan sampai air menggenang, karena jagung gak suka tenggelam di lahan yang tergenang air.
c. Pembersihan Gulma
Gulma itu ganggu banget ya, kalau lahanmu banyak ditumbuhi gulma ya harus dibereskan dulu. Gunakan herbisida yang sesuai, terutama herbisida sistemik kalau gulmanya tebal.
Setelah penyemprotan, tunggu sekitar 3 hari, kalau masih ada gulma yang ngeyel tumbuh lagi ya semprot ulang lagi. Jadi, pastikan lahan bersih sebelum ditanami ya.
d. Pemupukan dan Pengapuran
Nah, kalau tanahnya kurang subur, tambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Taburkan pupuk ini dalam larikan (baris-baris) sesuai baris lubang tanam yang akan dibuat nanti.
Dosisnya sekitar 1,5-2 ton per hektar, dan jika tanahmu agak asam, tambahkan kapur dolomit dengan dosis 300-400 kg per hektar. Proses ini akan membantu meningkatkan kesuburan tanahmu.
Tahapan Penanaman
Setelah penyiapan lahannya udah siap, saatnya ke proses penanaman jagung. Berikut langkah-langkahnya..
a. Penyiapan Benih
Gunakan benih unggul yang tingkat keberhasilan tumbuhnya tinggi, minimal 95%. Kalau kamu menggunakan benih dari produsen, biasanya benihnya sudah dicampur insektisida (ciri-cirinya warna benih merah).
Tapi kalau pakai benih non-pabrikan, rendam dulu benihnya dengan insektisida untuk melindunginya dari penyakit.
b. Pengaturan Jarak Tanam
Pengaturan jarak itu penting supaya jagungmu tumbuh optimal. Jarak tanam dalam satu baris sekitar 20 cm, sedangkan jarak antar baris sekitar 70-75 cm.
Kalau bedengan selebar 2 meter, biasanya muat tiga baris jagung.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan maksimal seminggu setelah pemberian pupuk organik. Gunakan tugal untuk membuat lubang tanam sedalam 3-5 cm.
Masukkan dua benih jagung ke tiap lubang, lalu tutup lagi dengan tanah, tapi jangan dipadatkan. Jangan lupa siapkan juga benih cadangan di tempat penyemaian terpisah.
Gunanya buat menyulam tanaman yang gagal tumbuh nantinya.
d. Pemberian Pupuk Tambahan
Jagung butuh asupan tambahan berupa pupuk, pemupukan ini dilakukan 2-3 kali selama masa tanam. Pupuk yang dibutuhkan biasanya mengandung unsur N (Urea), P (SP-36), dan K (KCl).
Dengan dosis per hektar adalah 350 kg Urea + 200 kg SP-36 + 100 kg KCl.
Kalau susah dapat KCl, bisa makai NPK dengan takaran: 400 kg NPK 15:15:15 + 270 kg Urea + 80 kg SP-36. Waktu pemberian pupuk bisa dilakukan di umur 10 dan 35 hari setelah tanam (hst) untuk pemupukan dua kali, atau di umur 7-10 hst, 28-30 hst, dan 40-45 hst untuk pemupukan tiga kali.
Pengairan
Jagung sebenarnya gak terlalu ribet soal air, tapi ada beberapa fase penting yang butuh pengairannya optimal. Caranya gampang, kamu cukup alirkan air ke saluran drainase yang sudah dibuat.
Biarkan air meresap ke bedengan sampai tanah basah, lalu buang air dari saluran drainase. Fase-fase penting pengairan ini meliputi..
- Fase pertumbuhan awal (benih baru ditanam)
- Fase vegetatif (tanaman mulai tumbuh besar)
- Fase pembungaan (tanaman berbunga)
- Fase pengisian biji (jagung mulai berisi)
- Fase pematangan (jagung siap panen)
Panen dan Pasca Panen
Setelah 100 hari, biasanya jagungmu sudah siap panen, ditandai daun klobot yang mengering dan warnanya berubah kekuningan. Tapi jangan terburu-buru panen sebelum waktunya karena ini bakal memengaruhi kualitas jagung.
Setelah dipanen, jagung perlu dikeringkan dulu. Ada dua cara yang bisa kamu lakukan..
- Jemur jagung bersama klobotnya di ladang.
- Kupas klobot, lalu jemur jagung di lantai atau terpal.
Kalau panen dilakukan di musim hujan, hati-hati ya, jagung yang basah gampang banget terserang jamur. Pastikan pengeringan dilakukan sampai benar-benar kering untuk menghindari kerusakan hasil panen.
Penutup
Mungkin sampai disini admin bisa menjelaskan tentang metode tanpa olah tanah alias TOT untuk menanam jagung. Metode ini memang bukan solusi untuk semua jenis lahan, tapi kalau cocok, bisa membuat proses budidaya jagung jadi lebih simpel dan ramah lingkungan.
Metode ini juga jadi bukti kalau bertani gak melulu soal kerja keras fisik, tapi juga soal kerja cerdas. Dengan mengurangi pengolahan tanah, tak hanya nghemat waktu dan tenaga, tapi juga menjaga kesuburan lahan buat jangka panjang.