Cara Budidaya Terong dari Penyemaian sampai Panen

Terong, siapa, sih yang nggak kenal sayuran yang satu ini? Terong atau dalam bahasa latinnya disebut Solanum melongena adalah tanaman tahunan yang biasanya dibudidayakan sebagai tanaman semusim.

Ternyata, selain dikenal luas di India, Indonesia juga dipercaya sebagai salah satu asal tanaman terong lho. Makanya nggak heran kalau kamu sering nemuin terong tumbuh liar di beberapa area hutan di Nusantara kita ini.

Meskipun dulunya terong banyak ditemukan secara liar, sekarang tanaman ini udah jadi komoditas penting yang dibudidayakan di berbagai belahan dunia. Gak cuma di Asia, bahkan sampai benua Eropa dan Amerika pun udah kenal sama terong ini.

Sekarang, apakah kamu tertarik untuk membudidayakan atau menanam terong? Jika iya, pas banget nih. Karena pada kesempatan kali ini admin akan berbagi cara praktis budidaya terong yang benar.

Mengenal Terong

Bicara soal terong, ternyata jenisnya banyak. Di Indonesia sendiri, ada beragam varietas terong yang bisa kamu temuin.

Mulai dari yang lokal seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, dan terong medan. Lalu ada terong impor kayak terong Jepang yang punya ciri khas kulitnya yang mengkilap dan berwarna ungu pekat.

Bentuk dan warnanya juga beragam, ada yang bentuknya bulat, lonjong bahkan ada yang ujungnya runcing. Warna kulitnya juga bervariasi, mulai dari putih, hijau, sampai ungu kehitaman.

Nah, keragaman ini tentunya jadi daya tarik tersendiri buat para petani maupun konsumen. Selain rasanya yang enak, variasi bentuk dan warna terong ini juga bikin tampilan masakan jadi lebih menarik.

Udah gitu, terong ini juga fleksibel banget buat diolah jadi berbagai macam masakan, mulai dari digoreng, ditumis, sampai dijadikan bahan utama sambal terong yang pedas.

Syarat Tumbuh Tanaman Terong

Sebenernya, terong ini nggak terlalu pilih-pilih soal tempat tumbuh, tapi kalau mau hasil panennya optimal, ada beberapa hal yang harus kamu perhatiin. Terong ini paling suka tumbuh di tanah lempung berpasir dengan pH tanah sekitar 6,5-7.

Selain itu, suhu juga mempengaruhi pertumbuhan terong. Kisaran suhu yang ideal buat tanaman ini adalah 22-30°C.

Karena itu, terong lebih cocok ditanam di musim kemarau, di mana sinar matahari melimpah dan curah hujan nggak terlalu tinggi. Tapi, jangan lupa juga ya, meskipun terong suka sinar matahari, dia tetap butuh kelembaban tanah yang cukup.

Fun fact, terong ini masih satu keluarga sama tanaman populer lainnya seperti cabai, tomat, dan kentang. Mereka semua masuk dalam keluarga Solanaceae. Jadi, karena satu keluarga, terong ini punya kesamaan dari segi hama dan penyakit.

Jadi, kalau kamu mau melakukan rotasi tanaman, usahain jangan barengin dengan tanaman-tanaman ini ya. Misalnya habis nanam tomat, jangan langsung ganti ke terong, biar hama dan penyakit yang mungkin tersisa di tanah nggak langsung nyerang terongmu.

Penyemaian Benih Terong

Oke, setelah tahu syarat tumbuhnya, sekarang kita masuk ke tahap awal budidaya, yaitu penyemaian benih. Untuk memastikan bibit terong yang kamu tanam punya kualitas yang baik.

Benih yang baik biasanya punya daya tumbuh di atas 75%, jadi pastiin kamu pilih benih berkualitas. Untuk luas lahan satu hektar, biasanya butuh sekitar 300-500 gram benih.

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah siapkan tempat penyemaian dulu. Kamu bisa membuat bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi 20 cm.

Media tanamnya bisa kamu buat dari campuran tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. Biar bedengan kamu nggak kebakar sinar matahari langsung, jangan lupa kasih naungan.

Cara Merendam dan Menyemaikan Benih

Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit. Setelah itu, bungkus benih dengan kain basah dan diamkan selama 24 jam, tujuannya biar benih lebih cepat berkecambah.

Selanjutnya, buat alur di atas bedengan dengan jarak sekitar 5-10 cm, lalu taburkan benih dan tutup tipis-tipis dengan tanah. Agar benih tetap lembab, kamu bisa tutup bedengan dengan daun pisang atau karung goni yang udah dibasahi, dan siram dengan air secukupnya.

Proses Pembibitan Lanjutan

Dalam waktu 2-3 hari, biasanya benih udah mulai berkecambah. Kalau udah gitu, buka penutup daun pisang atau karung goninya.

Setelah itu, siram bibit tersebut setiap hari supaya tetap segar. Setelah 10-15 hari, pindahkan bibit ke dalam polybag kecil (ukuran 9×10 cm). Polybag ini diisi dengan campuran tanah dan kompos, perbandingan 1:1.

Kalau kamu rajin nyiram, bibit terong bakal tumbuh sehat. Setelah umurnya mencapai 1-1,5 bulan dan udah punya minimal 4 helai daun, itu tandanya bibit siap dipindah ke lahan terbuka.

Pengolahan Tanah dan Penanaman Terong

Untuk pengolahan tanah, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mencangkul atau membajak lahan dengan kedalaman 30 cm. Yang bertujuan supaya tanah jadi lebih gembur, yang artinya akar terong bisa lebih leluasa berkembang.

Setelah tanah dicangkul, bersihkan lahan dari gulma dan kerikil. Ingat ya, gulma ini adalah musuh utama tanaman, karena mereka bisa merebut nutrisi yang seharusnya untuk terong.

Agar tanaman terong kamu punya tempat tumbuh yang nyaman, bentuklah bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi 30 cm. Untuk panjang bedengan, sesuaikan aja dengan kondisi lahan yang kamu punya.

Pastikan juga ada jarak antar bedengan sekitar 40 cm supaya ada ruang yang cukup untuk aliran udara dan sinar matahari.

Pemberian Pupuk Dasar

Karena kita mau hasil yang maksimal, pupuk organik kayak kompos atau pupuk kandang bisa jadi pilihan. Kamu bisa pakai sekitar 15 ton per hektar untuk mencukupi kebutuhan nutrisi awal tanaman.

Caranya gampang, taburkan pupuk organik ini di atas bedengan yang udah kamu buat tadi, lalu aduk sampai merata ke dalam tanah.

Terong ini suka sama tanah yang sedikit asam, yaitu dengan pH sekitar 5-6. Tapi, kalau pH tanah kamu kurang dari 5 (terlalu asam), tenang aja, kamu bisa tambahkan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar.

Bisa kamu lakukan satu minggu sebelum tanam supaya pH tanah jadi lebih netral dan siap ditanami.

Cara Penanaman Bibit Terong

Buat lubang tanam secara berbaris di atas bedengan, satu bedengan bisa muat dua baris lubang tanam. Idealnya, jarak antar lubang tanam adalah 60 cm, sementara jarak antar barisnya 70 cm.

Pastikan lebar dan kedalaman lubang disesuaikan dengan ukuran polybag bibit yang udah kamu siapkan.

Sebelum bibit dipindahkan, siram dulu bedengan dengan air biar tanahnya basah dan lembab, karena terong gak tahan kering. Saat kamu memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam, pastikan akar tanaman nggak rusak atau putus.

Tanam satu bibit untuk setiap lubang, dan usahain buat langsung menutup lubangnya dengan tanah secara hati-hati. Bibit yang baru dipindahkan ini masih sensitif, jadi perlu penanganan ekstra lembut.

Perawatan Budidaya Terong

Setelah satu minggu dari masa tanam, lakukan penyulaman alias mengganti tanaman yang layu atau pertumbuhannya abnormal. Kamu bisa langsung cabut bibit yang gak sehat ini beserta media tanamnya, dan ganti dengan bibit baru yang lebih segar.

Untuk urusan pemupukan tambahan, bisa kamu lakukan secara berkala. Dua minggu setelah tanam, berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg per hektar dan KCl sebanyak 45 kg per hektar jika kamu memilih budidaya terong non-organik.

Kalau mau lebih alami dan organik, kamu bisa kasih pupuk kompos atau pupuk kandang masing-masing 0,5 kg per tanaman.

Pemupukan susulan ini gak cuma sekali, kamu perlu mengulangi pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah tanam. Sambil ngasih pupuk, jangan lupa siangi gulma yang tumbuh di sekitar bedengan.

Pemasangan Ajir dan Penyiraman

Setelah terong kamu tumbuh selama 3 minggu, waktunya memasang ajir atau penopang dari bilah bambu. Ajir perlu untuk menjaga batang tanaman tetap tegak, terutama saat mulai berbuah.

Pasang ajir dengan jarak 5-7 cm dari pangkal batang dan hati-hati jangan sampai merusak akarnya. Setelah itu, ikat batang tanaman dengan tali rafia ke ajir.

Soal penyiraman, kalau lagi gak ada hujan, sebaiknya dilakukan tiap tiga hari sekali sampai tanaman berbunga. Setelah muncul bunga, kamu bisa tingkatkan frekuensi penyiraman jadi tiap dua hari sekali.

Tanaman yang cukup air bakal menghasilkan buah yang segar dan gemuk.

Waktu Panen Terong

Terong biasanya udah siap dipanen setelah 70-80 hari sejak tanam. Setelah panen pertama, kamu bisa panen lagi tiap 3-7 hari sekali.

Dalam satu musim tanam, biasanya bisa mencapai 13-15 kali panen, bahkan bisa lebih kalau perawatannya maksimal.

Waktu terbaik untuk memanen terong adalah pagi atau sore hari supaya buah tetap segar. Saat memetik, pastikan kamu juga mengambil bagian tangkainya, karena ini membantu memperpanjang daya simpan buah.

Tapi ingat, terong gak bisa disimpan lama-lama, jadi langsung aja dipasarkan atau diolah setelah panen. Untuk hasil yang lebih maksimal, jangan lupa lakukan sortasi berdasarkan ukuran dan warna buah.

Penutup

Sampai disini dulu ya, yang bisa admin bagikan tentang panduan lengkap budidaya terong dari awal pengolahan lahan hingga panen. Kalau dilakukan dengan benar, usaha budidaya terong ini bisa jadi peluang bisnis yang menjanjikan lho.

Jadi, gak ada salahnya bagi kamu untuk mencobanya.