Jenis-jenis Pupuk Kandang dan Kandungan didalamnya

Pertanian adalah bagian penting dari kehidupan kita, memberikan kita makanan dan bahan mentah untuk berbagai kebutuhan. Salah satu elemen kunci dalam pertanian adalah pupuk kandang, bahkan jika teman-teman tidak bertani dan sekedar menanam tanaman hias.

Pupuk kandang adalah jenis pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan. Penggunaan pupuk kandang sudah ada sejak zaman dahulu dan terbukti sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.

Kebetulan pada kesempatan kali ini admin akan membahas berbagai jenis pupuk kandang dan kandungan di dalamnya, serta manfaatnya bagi pertanian.

Apa itu Pupuk Kandang?

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak seperti sapi, ayam, kambing, dan sebagainya. Pupuk ini bisa berbentuk padat maupun cair dan mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.

Sejak dulu, para petani telah menggunakan pupuk kandang sebagai sumber utama nutrisi untuk tanah mereka. Pupuk kandang bukan hanya memperkaya tanah dengan nutrisi, tetapi juga membantu memperbaiki struktur tanah sehingga lebih subur dan produktif.

Bahan Pupuk Kandang

Pupuk Padat

Pupuk padat berasal dari kotoran padat (Feses) hewan, seperti tahi sapi, kambing, dan ayam. Kotoran ini mengandung banyak bahan organik yang sangat baik untuk tanah.

Pupuk Cair

Pupuk cair berasal dari air kencing (Urine) hewan ternak. Meskipun terlihat kurang menarik, pupuk cair ini sangat kaya akan nitrogen yang merupakan salah satu nutrisi penting untuk tanaman.

Jenis-jenis Pupuk Kandang

1. Kotoran Ayam

Jenis pupuk kandang yang satu ini sangat diminati oleh para petani karena reaksinya yang cepat. Kotoran ayam sangat cocok untuk sayuran daun yang memiliki siklus tanam pendek.

Kotoran ayam mengandung unsur nitrogen (N) yang tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan kotoran hewan ternak lainnya. Unsur nitrogen ini dapat langsung diserap oleh tanaman sehingga proses dekomposisi tidak diperlukan.

Selain itu, pupuk dari kotoran ayam memiliki bau yang tidak terlalu menyengat jika dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya. Biasanya, pupuk kandang ayam diperoleh dari campuran sekam padi yang digunakan peternak sebagai alas kandang.

Ketika kandang dibersihkan, kotoran ayam akan bercampur dengan sekam padi tersebut. Sekam padi juga memiliki peran penting dalam memperkaya unsur hara kalium (K) di dalam pupuk.

Namun, ada kelemahan dari penggunaan kotoran ayam sebagai pupuk. Kotoran ini rentan terhadap penyakit, terutama bakteri jenis Salmonella.

Selain itu, penggunaan obat-obatan pada ternak ayam bisa mempengaruhi kualitas kotoran yang dihasilkan, yang tentu saja tidak diharapkan oleh para petani.

2. Kotoran Sapi

Kotoran sapi dikenal mengandung serat tinggi yang sangat berperan dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Tanah liat hingga tanah berpasir bisa menjadi gembur bila ditambahkan dengan pupuk kandang sapi dalam jumlah yang cukup.

Menurut analisis kimia, kotoran sapi memiliki kandungan nitrogen (N) sebanyak 0,65% dan kalium oksida (K2O) sebanyak 1,25%. Angka ini bisa berubah-ubah tergantung pada jenis makanan sapi.

Kotoran sapi dianggap matang dan siap digunakan sebagai pupuk setelah mengalami proses dekomposisi sempurna. Proses ini ditandai dengan perubahan warna kotoran menjadi hitam gelap, tidak lengket, gembur, tidak berbau, dan dingin saat disentuh.

3. Kotoran Kambing

Kotoran kambing memiliki karakteristik yang berbentuk butiran kecil dengan kadar air yang rendah. Prinsip utama dalam pembuatan pupuk kandang dari kotoran kambing adalah proses pengomposan, yaitu mengubah limbah organik menjadi pupuk organik.

Kualitas pupuk kandang dari kotoran kambing bisa ditingkatkan dengan mencampurnya sebelum memulai proses fermentasi. Kandungan unsur nitrogen (N), kalium (K), dan kalsium (Ca) dalam kotoran kambing juga cukup tinggi.

Pupuk jenis ini sangat cocok untuk merangsang pertumbuhan buah dan bunga. Namun, perlu diingat bahwa efektivitas pupuk tergantung pada jenis tanaman yang akan diberi pupuk. Kandungan unsur hara pada urin kambing, baik makro maupun mikro, juga lebih bagus dibandingkan dengan kotoran sapi meski jumlahnya lebih sedikit.

4. Air Kencing Ternak

Urin hewan ternak juga bisa dijadikan sebagai pupuk kandang cair untuk tanaman. Urin memiliki kadar nitrogen yang tinggi hasil dari perombakan metabolisme protein. Selain itu, urin juga kaya akan sulfur dan fosfat.

Urin kelinci, misalnya, populer digunakan sebagai pupuk cair karena mengandung unsur hara nitrogen (N) yang cukup tinggi, yakni bisa mencapai 2,27%. Keunggulan pupuk cair adalah dosis yang lebih hemat dibandingkan dengan pupuk padat dan penggunaannya pun lebih mudah karena cukup dengan menyemprotkan atau menyiramkan pada tanaman.

Selain itu, bau khas urin ternak juga memiliki kemampuan untuk mencegah berbagai hama yang bisa menyerang tanaman.

Manfaat Pupuk Kandang

1. Meningkatkan Kesuburan Tanah

Pupuk kandang menambah bahan organik ke dalam tanah, sehingga meningkatkan kesuburannya. Tanah yang subur akan lebih mampu menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

2. Meningkatkan Struktur Tanah

Bahan organik dalam pupuk kandang membantu memperbaiki struktur tanah. Tanah yang memiliki struktur baik akan lebih gembur dan mampu menahan air dengan lebih baik.

3. Menyediakan Nutrisi yang Dibutuhkan Tanaman

Pupuk kandang mengandung berbagai nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan.

4. Mendukung Pertumbuhan Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme dalam pupuk kandang membantu proses dekomposisi bahan organik dan menyediakan nutrisi yang tersedia bagi tanaman. Ini juga membantu meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan.

Penutup

Ringkasnya, pupuk kandang adalah sumber nutrisi yang sangat baik untuk tanah dan tanaman. Penggunaan pupuk kandang tidak hanya membantu meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat.

Jadi, jika kamu seorang petani atau hanya sekedar pecinta berkebun, pertimbangkan untuk menggunakan pupuk kandang dalam praktik bertani kamu.