Halo teman-teman budiman! Pada kesempatan kali ini, admin membahas pohon Cendana, pohon yang memberikan kontribusi besar dalam berbagai industri. Dari aroma khasnya hingga manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya, pohon cendana memegang peranan penting dalam kehidupan kita.
Pohon cendana merupakan warisan nusantara, dan menjaganya agar tetap eksis merupakan tanggung jawab kita. Yuk mari kita mulai dari pengenalan pohon cendana.
Mengenal Pohon Cendana
Kingdom | Plantae |
Divisi | Spermatophyta |
Sub Divisi | Angiospermae |
Kelas | Dicotyledonae |
Sub Kelas | Rosidae |
Ordo | Santales |
Famili | Saltalaceae |
Genus | Santalum |
Jenis | S. albumL. |
Pohon cendana, yang memiliki nama ilmiah Santalum album L., adalah salah satu tumbuhan yang memiliki tempat istimewa dalam keanekaragaman hayati Indonesia. Tumbuhan ini endemik tumbuh di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Malu Tenggara Barat, namun kini telah tersebar luas di berbagai wilayah di Indonesia.
Beberapa di antaranya termasuk Bondowoso & Jember, Gunung Kidul, Bali, Sulawesi, dan Maluku. Selain itu, cendana juga dapat ditemui di wilayah Timor, Sumba, Flores, Alor, Solor, Wetar, Lomblen, dan Rote.
Pohon cendana memiliki beragam nama di beberapa daerah di Indonesia. Sebagai contoh, di Minangkabau disebut Candana, di antara Dayak dikenal dengan nama Tindana atau Sindana, sedangkan di Jawa disebut Candana atau Candhani.
Di Madura disebut Candhana atau Candhana Lakek, sementara di BeIitung dikenal sebagai Candana. Nama-nama lain seperti Ai Nitu atau Dana digunakan di Sumbawa, sedangkan di Flores dikenal sebagai Kayu Ata. Variasi nama ini mencerminkan kekayaan budaya dan keanekaragaman bahasa di Indonesia.
Secara taksonomi, pohon cendana termasuk dalam famili Santalaceae. Di seluruh dunia, terdapat 29 spesies cendana yang tumbuh secara alami dan tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia, Australia, India, dan negara-negara kepulauan di Pasifik.
Namun, hanya 8 spesies yang dimanfaatkan karena memiliki aroma dan kadar minyak yang tinggi. Sayangnya, 2 spesies lainnya, yaitu Santalum homoi dan Santalum frevenitianum, telah dinyatakan punah.
Aroma khas dari kayu cendana disebabkan oleh kandungan senyawa santalol yang terdapat pada batang dan akarnya. Senyawa ini sangat diminati dalam industri farmasi dan kosmetika karena memiliki beragam manfaat.
Kayu cendana dengan kadar santalol rendah biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk ukiran dan kerajinan tangan lainnya, yang memiliki nilai jual tinggi.
Kayu cendana menjadi salah satu komoditas yang diminati oleh pasar internasional karena keharumannya yang unik. Keberadaannya menjadi bagian penting dari kekayaan alam Indonesia yang patut dilestarikan.
Ciri-ciri Pohon Cendana
Batang
Secara umum, cendana merupakan jenis pohon yang menggugurkan daun dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 20 meter dengan diameter batang mencapai 40 cm. Tajuknya dapat berbentuk ramping atau melebar, sedangkan batangnya berbentuk bulat dan agak berlekuk, dengan akar yang tidak berbanir.
Daun
Daun cendana adalah daun tunggal, biasanya berwarna hijau dengan ukuran yang relatif kecil, berkisar antara 4 hingga 8 cm panjangnya dan 2 hingga 4 cm lebarnya. Daun ini cenderung jarang dan memiliki bentuk bulat seperti pasa, dengan pinggiran yang bergelombang. Tangkai daunnya berwarna kekuningan dan memiliki panjang sekitar 1 hingga 1,5 cm.
Bunga
Pada saat berbunga, cendana menghasilkan bunga dalam bentuk payung yang menggarpu atau malai. Bunga ini memiliki hiasan seperti tabung dan berbentuk lonceng. Ukuran bunga cendana sekitar 1 cm, awalnya berwarna kuning kemudian berubah menjadi merah gelap yang agak kecoklatan.
Buah
Buah dari pohon cendana berbentuk drupe, dengan bentuk jorong yang kecil dan berwarna merah kehitaman. Buah ini memiliki lapisan eksokarp, mesokarp yang berdaging, serta endokarp yang keras dengan garis-garis dari ujung hingga pangkal.
Saat matang, buah cendana berwarna hitam dengan ukuran diameter sekitar 1 x 0,75 cm.
Biasanya, pada usia 5 tahun, pohon cendana akan mulai berbunga dan berbuah secara berkala setiap dua kali dalam setahun. Proses ini biasanya dimulai pada bulan Mei hingga Juni, ketika pohon cendana memasuki masa berbunga, dan berlanjut dengan masa berbuah yang masal pada bulan September hingga Oktober.
Kemudian, pohon akan kembali berbunga pada bulan Desember hingga Januari, diikuti dengan masa berbuah yang matang pada bulan Maret hingga April. Ini adalah siklus alami bagi pohon cendana yang menunjukkan kesehatan dan produktivitasnya.
Cara Budidaya Pohon Cendana
Pohon cendana merupakan tanaman yang tumbuh subur pada tanah dengan drainase yang baik dan di lahan yang relatif kering. Tanah yang cocok untuk budidaya cendana adalah tanah dengan tekstur lempung atau sedang, yang terdiri dari bahan utama seperti gamping, batu pasir, batu lanau, vulkanik basa, dan tanah dangkal.
Meskipun cendana mampu tumbuh di tanah yang kurang subur, berbatu, atau dangkal, tanaman ini tetap mampu menghasilkan kayu dengan kualitas yang baik.
Pada tahap awal pertumbuhannya, cendana hidup sebagai parasit dan memerlukan pohon inang untuk pertumbuhannya. Karena sistem perakarannya yang tidak mampu mendukung kehidupannya sendiri, budidaya cendana sering kali dipadukan dengan tanaman inang lainnya, seperti akasia, albasia, inga, dalbergia, pongamia, dan alang-alang.
Untuk memulai budidaya cendana, kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Pemilihan Bibit
- Rendam biji cendana dalam air selama 24 jam, lalu jemur di bawah sinar matahari selama 1 hari
- Siapkan media tanam dengan campuran tanah merah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1
- Tanam biji cendana pada kedalaman 2 hingga 3 cm dan tutup dengan lapisan tipis tanah
- Siram biji setiap hari dengan air selama 4 hingga 8 minggu hingga biji cendana mulai berkecambah
Penanaman Bibit
- Buat lubang tanam dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm di lahan yang sudah dipersiapkan
- Pindahkan bibit cendana ke lubang tanam saat usianya mencapai 1 bulan, biasanya pada pagi hari
- Tanam bibit cendana bersamaan dengan tanaman inangnya, dengan jarak antar tanaman sekitar 1,5 hingga 2 meter
- Lakukan penyiangan gulma dan pemberantasan hama secara rutin untuk menjaga pertumbuhan tanaman
- Berikan pupuk organik secara teratur agar tanaman mendapatkan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhannya
Manfaat Pohon Cendana
Salah satu manfaat utama dari pohon cendana adalah kandungan senyawa santanol di dalamnya. Akar pohon cendana memiliki persentase minyak atsiri sekitar 10%, sementara kayu batangnya memiliki kadar minyak antara 4% hingga 8%, dan bagian rantingnya memberikan persentase sekitar 2% hingga 4%.
Karena itu, kayu cendana memiliki peran penting dalam industri rempah-rempah, dupa, parfum, dan aromaterapi. Aroma khas yang dihasilkan oleh kayu cendana memberikan nilai tambah pada produk-produk tersebut, membuatnya diminati oleh banyak orang.
Kayu cendana telah lama dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Dalam industri meubel dan furniture, kayu cendana digunakan sebagai bahan baku yang memiliki daya tahan dan keindahan yang tinggi. Selain itu, kayu cendana juga sering dimanfaatkan dalam konstruksi berbagai bangunan.
Selain kayunya, kulit batang cendana juga memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya. Kulit batang cendana sering digunakan dalam perawatan area kewanitaan dan sebagai pembersih saat menstruasi. Manfaat ini membuat kulit batang cendana menjadi bahan yang cukup diminati oleh banyak orang.
Penutup
Dengan segala manfaat yang dimilikinya, pohon cendana tidak hanya menjadi bagian dari ekosistem yang penting, tetapi juga menjadi sumber kehidupan dan keberlangsungan banyak industri. Dengan memahami lebih dalam tentang cendana dan pemanfaatannya, kita dapat menghargai keberagaman hayati yang ada di sekitar kita dan menjaga keseimbangan alam.
Jadi, mari kita terus berusaha untuk melestarikan dan memanfaatkan pohon cendana dengan bijaksana, sehingga manfaatnya dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang. Dengan demikian, kita turut serta dalam menjaga kelestarian alam dan mewariskannya kepada anak cucu kita sebagai warisan berharga.