Pernah nggak sih kamu merasa overwhelmed sama sampah dapur yang terus menumpuk? Kalau iya, saatnya kamu mencoba mengolahnya dengan metode Takakura, solusi yang bisa bantu mengurangi limbah dapur jadi sesuatu yang lebih bermanfaat, yaitu kompos organik.
Metode ini nggak cuma ramah lingkungan, tapi juga praktis dan bisa dilakukan siapa saja, termasuk kamu yang sibuk sekalipun. Selain itu, hasilnya juga bisa dipakai buat menyuburkan tanaman di rumah.
Nggak perlu lahan luas, metode ini cocok banget buat kamu yang tinggal di perkotaan dengan ruang terbatas. Karena itu, dikesempatan kali ini admin membahas tentang kompos Takakura, dan yang pasti bagaimana cara membuatnya..
Apa Itu Kompos Takakura?
Kompos Takakura adalah salah satu metode pengomposan yang dirancang khusus guna mengolah sampah dapur organik jadi pupuk kompos berkualitas tinggi. Nama metode ini diambil dari penciptanya, Mr. Takakura, seorang ahli dari Jepang yang memperkenalkannya di Surabaya pada tahun 2004.
Tujuan utamanya adalah mengatasi masalah penumpukan sampah organik di kota besar.
Keunggulan utama metode ini adalah prosesnya yang higienis, nggak berbau, dan ramah lingkungan, sehingga sangat ideal buat kamu yang ingin mencoba di dapur rumah. Takakura juga sangat cocok buat pemula karena caranya simpel dan bahan-bahannya mudah didapatkan.
Bahan utama yang dipakai adalah bibit kompos Takakura dan sampah organik dari dapur. Kamu bisa memakai sisa sayuran, kulit buah, nasi, atau bahkan roti yang sudah nggak termakan.
Tapi ingat, hindari sampah hewani seperti daging atau susu ya.
Dengan metode ini, kamu nggak cuma mengurangi limbah rumah tangga, tapi juga mendapatkan pupuk organik yang bisa bikin tanamanmu subur dan sehat.
Persiapan Bahan Starter Mikroorganisme
Sebelum mulai membuat kompos, kamu butuh starter mikroorganisme. Starter ini adalah bahan yang mengandung mikroorganisme pengurai untuk mempercepat proses pengomposan.
Tapi tenang, bikinnya gampang banget kok, berikut langkah-langkahnya..
Starter dengan Larutan Gula
Berikut cara bikin starter berbasis gula yang simpel:
- Siapkan toples kaca berkapasitas 5 liter yang kedap udara.
- Masukkan 200 gram gula merah yang sudah dilarutkan dalam 3 liter air bersih, aduk sampai rata.
- Tambahkan 5 butir ragi tempe. Kalau nggak ada, kamu bisa ganti pakai sepotong tempe atau tape.
- Tutup rapat toples, lalu diamkan selama 3-5 hari di tempat yang teduh.
- Setelah jadi, larutan akan berwarna coklat pekat dan berbau harum seperti tape. Tandanya startermu siap dipakai.
Starter dengan Larutan Garam
Kalau kamu lebih suka pakai bahan sayuran atau buah, coba deh cara ini:
- Siapkan toples kaca berukuran sama, yaitu 5 liter.
- Larutkan 1 sendok makan garam dapur ke dalam 3 liter air bersih, lalu aduk sampai rata.
- Blender beberapa potong sayuran hijau seperti bayam atau kangkung, atau kulit buah seperti pepaya atau pisang. Masukkan ke dalam larutan garam tadi.
- Tutup toples dengan rapat dan biarkan selama 3-5 hari.
- Starter ini siap digunakan kalau baunya enak, mirip tape atau alkohol.
Starter mikroorganisme ini adalah kunci sukses pengomposan Takakura, jadi pastikan kamu ikuti langkah-langkah dengan benar ya.
Cara Membuat Bibit Kompos Takakura
Sekarang, untuk proses pembuatan kompos takakura, ada beberapa langkah yang perlu kamu siapkan. Berikut langkah-langkahnya..
Langkah-langkah Membuat Bibit Kompos Takakura
Bibit kompos Takakura ini adalah kunci utama yang bikin proses pengomposan jadi efektif dan sukses. Kamu hanya butuh dua bahan utama: dedak dan sekam padi, dengan perbandingan 1:1.
Selain itu, larutan starter yang sudah kamu buat sebelumnya juga akan dipakai di sini.
1. Siapkan Bahan dan Peralatan
Pertama-tama, pastikan kamu punya semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan:
- 100 kg dedak
- 100 kg sekam padi
- Larutan starter mikroorganisme (baik yang berbasis gula maupun garam)
- Air bersih
- Terpal plastik
- Area kerja yang terlindung dari panas dan hujan, dengan permukaan keras seperti plester atau paving
2. Campur Dedak dan Sekam
Langkah ini gampang banget, tapi tetap harus teliti. Aduk dedak dan sekam padi sampai merata.
Kamu bisa pakai tangan (pakai sarung tangan ya biar lebih higienis) atau alat bantu seperti sekop. Pastikan nggak ada gumpalan supaya mikroorganisme bisa menyebar dengan baik nanti.
3. Tambahkan Larutan Starter
Setelah bahan dasar tercampur, tambahkan larutan starter yang sudah kamu buat sebelumnya. Tuangkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.
Starter ini berfungsi sebagai dekomposer yang akan mempercepat proses fermentasi.
4. Cek dan Atur Kelembapan
Tambahkan air bersih secukupnya supaya campuran dedak dan sekam mencapai kelembapan sekitar 40-60%. Cara mengeceknya simpel banget:
- Ambil segenggam campuran dengan tangan.
- Kepal dengan kuat. Kalau campuran bisa membentuk kepalan tapi nggak meneteskan air, berarti kelembapan sudah pas.
- Kalau ada air yang keluar saat dikepal, tandanya kelembapan terlalu tinggi.
5. Fermentasi
Setelah kelembapan pas, tumpukkan campuran tadi di atas permukaan keras, lalu tutup rapat dengan terpal plastik. Diamkan selama 5-7 hari.
Pastikan tempatnya aman dari hujan dan sinar matahari langsung.
Selama proses ini, mikroorganisme akan bekerja keras mengurai bahan organik. Tanda-tanda kompos sudah matang adalah:
- Permukaan campuran ditutupi lapisan mould putih.
- Warna berubah menjadi coklat kehitaman.
- Tekstur gembur dan tidak berbau.
Kalau sudah jadi, bibit kompos ini bisa dipakai buat 40-50 rumah tangga lho.
Siapkan Keranjang Takakura
Kalau bibit kompos sudah siap, saatnya membuat keranjang Takakura sebagai wadah pengomposan. Hal yang membuat metode ini beda dari yang lain adalah prosesnya bersih, rapi, dan nggak berbau.
Langkah Menyiapkan Keranjang
- Pilih keranjang berukuran sekitar 60 liter. Bisa dari bahan plastik, anyaman bambu, atau rotan. Yang penting, dinding keranjang punya pori-pori udara untuk mendukung proses aerobik.
- Lapisi dinding keranjang dengan kardus atau kertas tebal, agar supaya..
- Material di dalam keranjang nggak berceceran.
- Serangga dari luar nggak masuk.
- Air berlebih terserap dan nggak bocor keluar.
Setelah keranjang siap, lanjut ke langkah berikutnya.
Proses Pengomposan Takakura
Proses pengomposan ini sederhana banget dan bisa dilakukan langsung di dapur. Kamu nggak perlu takut dapur jadi bau atau kotor, karena metode ini sangat bersih dan rapi.
Bahan Baku
Bahan utama yang dibutuhkan adalah:
- Bibit kompos Takakura
- Sampah dapur organik, seperti:
- Sisa sayuran
- Kulit buah-buahan
- Nasi, roti, mie, atau kue
Hindari sampah hewani seperti daging, tulang, susu, atau telur ya. Dan juga, sebelum dimasukkan, pastikan sampah organik sudah dibuang airnya agar nggak terlalu basah.
Langkah Pengomposan
- Isi keranjang dengan bibit kompos
Masukkan sekitar 2-3 kg bibit kompos ke dalam keranjang, atau sekitar seperempat dari kapasitas keranjang. - Tambahkan sampah organik
Masukkan sampah dapur yang sudah disiapkan, lalu aduk rata dengan bibit kompos. - Tutup keranjang
Pastikan keranjang tertutup rapat agar serangga atau lalat nggak masuk. Proses ini nggak harus langsung mengisi keranjang penuh, kamu bisa menambahkan sampah organik sedikit demi sedikit setiap hari. - Fermentasi sampah baru
Sampah yang baru dimasukkan akan mulai difermentasi dalam waktu 1-2 hari. - Ambil dan simpan kompos
Kalau keranjang sudah hampir penuh (sekitar 90%), ambil dua pertiga isinya. Pindahkan ke dalam karung dan biarkan selama 2 minggu sebelum digunakan.
Tanda Kompos Sempurna
Kompos yang sudah jadi punya ciri-ciri:
- Tekstur seperti tanah
- Warna coklat kehitaman
- Tidak berbau
Untuk menguji kualitasnya, coba larutkan kompos ke dalam air:
- Kompos yang bagus akan tenggelam.
- Kalau air berubah jadi coklat keruh, berarti masih ada cairan fermentasi anaerobik.
Dengan begini, kamu bisa memastikan kompos yang dihasilkan benar-benar berkualitas.
Penutup
Gimana, nggak ribet kan membuat kompos Takakura sendiri di rumah? Dengan langkah-langkah yang sudah dijelasin tadi, kamu nggak cuma mengurangi limbah dapur, tapi juga ikut menjaga lingkungan.
Plus, kamu bisa dapat pupuk organik gratis buat tanaman di rumah.
Metode ini juga ngajarin kita untuk lebih peduli sama sampah yang kita hasilkan setiap hari. Dengan sedikit usaha, dampaknya bisa besar banget buat lingkungan kita.