Cara Sukses Menanam Buncis agar bisa Berbuah Lebat

Guys, kalau ngomongin soal sayuran yang gampang ditanam tapi punya nilai jual oke, buncis itu bisa dibilang salah satu jagoannya. Sayur hijau yang bentuknya panjang-panjang ini nggak cuma enak dimakan, tapi juga punya kandungan gizi yang lumayan lengkap. Mulai dari protein nabati, vitamin, sampai mineral penting—semuanya ada. Makanya nggak heran kalau buncis sering banget jadi menu favorit di meja makan, entah itu ditumis, direbus, atau jadi campuran sayur sop.

Di Indonesia sendiri, buncis termasuk sayuran yang bisa dibudidayakan di banyak daerah, dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Bahkan di beberapa tempat, buncis punya nama panggilan unik seperti “ucet” atau “green bean”. Yang bikin menarik, cara nanamnya itu relatif gampang, nggak ribet kayak beberapa jenis tanaman lain yang butuh perawatan super ketat. Asal ngerti teknik dasarnya, buncis bisa tumbuh subur dan menghasilkan panen yang lumayan bikin senyum lebar.

Nah, yang bikin buncis makin menarik buat dibudidayakan itu karena dia punya dua tipe pertumbuhan: tipe merambat dan tipe tegak. Kalau tipe merambat biasanya butuh lanjaran (penyangga) supaya batangnya nggak rebah, sedangkan tipe tegak bentuknya kayak semak kecil dengan tinggi maksimal sekitar 60 cm—jadi hemat biaya karena nggak perlu bikin lanjaran. Tinggal pilih aja sesuai kondisi lahan, modal, dan tentunya selera pasar.

Mengenal Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)

Buncis (dalam bahasa latin Phaseolus vulgaris L.) adalah tanaman sayur yang termasuk keluarga Leguminosae. Selain bisa bisa diolah menjadi banyak menu masakan, buncis pun juga cepat menghasilkan.

Dari penanaman sampai waktu pemanenannya tak perlu waktu berbulan-bulan, bahkan ada yang bisa dipetik di usia 40 hari.

Secara morfologi, buncis bisa berbatang tegak ataupun merambat, daun trifoliate (tiga helai dalam satu tangkai). Bunganya berwarna putih atau ungu yang nantinya berkembang jadi polong, dalam setiap polongnya, ada biji-biji kecil yang bisa dimakan bersama kulitnya pas masih muda.

Tekstur polongnya renyah dan rasanya manis segar.

Buncis pun sangat adaptif, dimana bisa tumbuh di berbagai kondisi lahan, asal kebutuhan dasarnya terpenuhi. Buncis pun termasuk tanaman yang bisa membantu memperbaiki struktur tanah karena akarnya bersimbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen.

Jadi selain memberi keuntungan dari hasil panen, buncis juga bermanfaat ke lahan tempatnya tumbuh.

Syarat Tumbuh Tanaman Buncis

Agar buncis tumbuhnya bisa optimal dan menghasilkan buah yang lebat, setidaknya, ada beberapa hal yang jadi syaratnya..

  1. pH Tanah
    Buncis menyukai tanah dengan pH antara 5,5 – 6,0, kalau tanahnya terlalu asam atau terlalu basa, pertumbuhan bisa terganggu. Jadi kalau pH-nya kurang pas, bisa disesuaikan dengan kapur pertanian atau dolomit.
  2. Jenis Tanah
    Tanah yang cocok untuk buncis biasanya jenis andosol atau regosol, yang penting, drainase-nya bagus agar tak becek dan akarnya membusuk. Tanah yang gembur serta subur juga membantu akar lebih leluasa berkembang.
  3. Ketersediaan Air
    Air bersih adalah hal yang penting, buncis gak tahan kering, tapi juga gak bisa kelebihan air. Jadi pengairannya harus cukup, gak kurang juga gak berlebihan.
  4. Ketinggian dan Suhu
    • Buncis tegak paling nyaman di ketinggian 300–600 mdpl dengan suhu sekitar 20–25°C.
    • Buncis rambat lebih cocok di udara sejuk, ketinggian 1000–1500 mdpl.

Kalau setidaknya semua syarat diatas terpenuhi, peluang kamu untuk memanen dengan hasil melimpah akan jauh lebih besar.

4 Langkah Menanam Buncis agar Berbuah Lebat

Sekarang, untuk berbagai tahapan penanaman buncis hingga panen, silahkan teman-teman simak baik-baik penjelasannya dibawah ini..

a. Persiapan Lahan

Langkah pertama yang perlu diurus terlebih dahulu adalah tanah, tanah harus diolah seperti berikut..

1. Plotting Lahan (Perencanaan Lahan)

  • Jarak tanam: idealnya 40 × 50 cm, agar tanaman tak berebut nutrisi dan sinar matahari
  • Lebar got: sekitar 30–50 cm, guna sirkulasi air dan mencegah genangan
  • Kebutuhan benih: ± 15 kg per hektar (sesuaikan luas lahan milikmu)

2. Pengolahan Tanah

Agar tanah subur, gembur, dan kaya akan nutrisi, lakukan beberapa hal berikut..

  • Perbaikan struktur tanah:
    Dilakuin dengan cara dibajak dan digaru. Membajak akan membolak-balik tanah supaya lapisan subur di bawah bisa naik ke permukaan, sedangkan garu berfungsi untuk meratakan tanah sekaligus memperbaiki aerasi.
  • Perbaikan pH tanah:
    Kalau tanah terlalu asam, kamu bisa menambahkan dolomit atau kapur pertanian.
  • Penambahan unsur hara:
    Dilakukan dengan pupuk dasar, biasanya dengan pupuk kandang 5–10 ton/ha ditambah SP36 sekitar 200–300 kg/ha.

Setelah tanah dibajak dan digaru, langsung taburkan pupuk dasar plus dolomit, lalu lakukan plotting sesuai ukuran bedengan yang diinginkan. Ada juga metode lain, yaitu pupuk dasar ditabur setelah tanah diplot, biasanya kalau lahan cuman dicangkul tanpa dibajak.

Idealnya, pupuk dasar ditaruh di bagian dasar bedengan sebelum bedengan terbentuk. Karena akar tanaman tumbuhnya ke bawah, jadi nantinya bisa nemu pupuk tersebut, penyerapan nutrisinya pun jadi lebih optimal.

Kalau lahan yang kamu pakai bekas tanaman jagung, prosesnya malah lebih simpel. Cukup bersihkan sisa tanaman, semprot rumput dengan herbisida, atur bedengan, terus langsung tanam buncis dengan metode TOT (Tanpa Olah Tanah).

b. Penanaman (Planting)

Penanaman buncis biasanya dilakukan dengan cara tugal, dibuat lubang kecil lalu diisi biji buncis di dalamnya. Setiap lubang bisa diisi 2–3 biji, meski 2 biji saja sudah cukup.

Agar aman dari hama tanah, di saat penanaman kamu bisa menambahkan insektisida atau nematisida seperti Furadan (karbofuran) atau Wingran (imidakloprid) langsung di lubang tanamnya.

c. Perawatan Tanaman

Setelah melewati proses penyiapan tanah hingga akhirnya menanamnya, tentu prosesnya tak berhenti disitu. Karena justru di proses perawatan inilah langkah penting yang tak boleh kamu lewatkan.

Setidaknya, dalam merawat tanaman buncis, kamu perlu melakukan berbagai hal berikut..

1. Pemupukan Susulan

Dengan tujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan, kualitas, serta kuantitas panen. Pemupukan susulan dengan dosis dan jenis pupuknya bisa menyesuaikan kondisi tanaman di lapangan, karena di tiap daerah kondisi tanahnya berbeda.

Pemupukan susulan biasanya diberikan dengan teknik tugal, sekitar 10 cm dari lubang tanam. Jadwal umumnya seperti berikut..

  • Susulan I (umur 20 HST): ZA + NPK (perbandingan 1:2, misalnya 1 kg ZA + 2 kg NPK) dengan dosis 10 g/tanaman
  • Susulan II (umur 40 HST): NPK 10 g/tanaman
  • Susulan III (umur 60 HST): NPK 10 g/tanaman

Kalau mau makai booster pertumbuhan, bisa menggunakan pupuk Mamigro NPK Spesial, Multi KP, KCl, atau KNO3 sesuai dosis.

2. Pengairan

Air tentu penting, tapi ya jangan kebanyakan juga, lihat aja kondisi tanahnya. Saat fase awal tanam, penyiraman dilakukan rutin setiap sore sampai benih tumbuh.

Setelah itu, cukup disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan cuacanya.

3. Pengendalian Hama & Penyakit

Hama dan penyakit biasanya muncul sesuai fase pertumbuhan tanaman, maka dari itu diperlukan pengendalian yang tepat. Umumnya, penyemprotan pestisida dilakukan..

  • Kondisi normal: 1–2 kali seminggu
  • Banyak serangan: 2–4 kali seminggu

Hama yang menyerang buncis diantaranya lalat bibit, ulat tanah, ulat penggerek buah, tungau, lalat buah, thrips, dan kutu kebul. Setiap hama memiliki insektisida masing-masing untuk pengendaliannya, misal imidakloprid untuk lalat bibit, klorpirifos untuk ulat tanah, dan abamektin untuk tungau.

Sedangkan penyakit pada buncis meliputi layu bakteri, layu jamur, downy mildew, dan bercak daun. Masing-masing juga ada fungisida atau bakterisida-nya sendiri, seperti streptomisin sulfat untuk layu bakteri atau mankozeb untuk downy mildew.

Dari semua hama, yang bikin susah adalah ulat penggerek buah. Karena serangannya sering muncul pas buncis mulai panen, alhasil hasil panen bisas nurun drastis, baik dari segi jumlah maupun kualitas.

d. Masa Panen

Buncis tipe tegak biasanya mulai dipanen umur ±45 hari setelah tanam, sedangkan tipe rambat sekitar 60 hari. Masa panen bisa berlangsung sekitar 30 hari, tergantung varietas.

Pemetikan biasanya dilakukan tiap 3 hari sekali agar buahnya tetap muda dan segar.

Kalau mau hasilnya maksimal, pilihlah varietas unggul yang tahan virus, kuat melawan hama, dan potensi panennya tinggi. Salah satu yang admin rekomendasikan adalah Lebat-3 dari PT. BISI dengan keunggulannya..

  • Cocok di hampir semua ketinggian
  • Tahan terhadap hama dan penyakit
  • Buahnya hijau muda, renyah, manis, dan tak berserat
  • Umur panen lebih cepat, sekitar 42 hari setelah tanam
  • Potensi hasil bisa sampai ±1,5 kg per tanaman

Penutup

Jadi, setidaknya kalau pengen buncis kamu bisa berbuah lebat, ada di tiga hal yang jadi syaratnya. Dari pemilihan varietas, pengolahan lahan, dan perawatannya yang konsisten.

Kalau semua langkah bisa dilakukan dengan benar, hasil panen buncis bukan jumlahnya aja yang banyak, tapi juga kualitas pun bagus. Entah mau kamu komersilin, atau untuk dikonsumsi sendiri, hasil yang baik ini tentu adalah hasil yang memuaskan dari berbagai prosesnya.

About the Author: Tukang Kebun