Cara Pengaplikasian Pupuk pada Tabulampot agar Cepat Berbuah

Guys, kalau ngomongin soal menanam tanaman buah di pot, pasti banyak dari kita yang langsung kebayang serunya punya pohon jambu, jeruk, atau bahkan apel di halaman rumah meskipun lahannya terbatas. Apalagi buat kamu yang tinggal di kota besar, lahan sempit sering kali jadi alasan nggak bisa nanam pohon buah.

Padahal, ada cara praktis yang bisa bikin impian punya kebun mini sendiri jadi kenyataan, yaitu dengan sistem tabulampot alias tanaman buah dalam pot.

Nah, meskipun terlihat gampang, kenyataannya merawat tabulampot itu perlu trik khusus, lho. Salah satunya ya lewat pemupukan. Banyak orang mengira cukup siram air dan kasih pupuk tanah, selesai.

Tapi ternyata, ada teknik lain yang jauh lebih efektif dan sering dipakai petani maupun penghobi tanaman, yaitu pemupukan daun. Cara ini dikenal praktis, hasilnya cepat kelihatan, dan kalau dilakukan dengan benar bisa bikin tanaman lebih cepat berbuah.

Jadi, sebelum kamu buru-buru beli pupuk atau mulai nyemprot sana-sini, ada baiknya kita bahas dulu secara santai apa sih sebenarnya pupuk daun itu, kenapa penting, dan gimana cara aplikasinya biar nggak salah langkah.

Apa Itu Pupuk Daun dan Foliar Spray?

Pupuk daun adalah jenis pemupukan yang cara pemberiannya gak lewat tanah, tapi langsung disemprotkan ke daun, istilah kerennya foliar spray. Pengaplikasiannya yang ke daun karena pada permukaan daun ada pori-pori kecil yang disebut stomata.

Stomata ini layaknya mulut bagi daun, dimana bisa menyerap nutrisi lebih cepat dibanding lewat akar di tanah.

Pupuk biasanya perlu waktu lebih lama untuk diuraikan di media tanam, hingga akhirnya diserap akar. Sedangkan dengan pupuk daun, penyemprotannya langsung nembak ke sumber fotosintesisnya.

Karena itu hasilnya sering lebih cepat terlihat, seperti daunnya lebih hijau, tanaman lebih segar, serta proses pertumbuhan menuju pembungaan dan pembuahan bisa lebih singkat.

Namun tentu saja penggunaan pupuk daun tidaklah bisa asal nyemprot, ada aturan mainnya. Seperti misal pupuk daun tak boleh dicampur pestisida yang mengandung zat perekat, karena nanti pupuk malah lengket dan gagal diserap yang berujung daun jadi gosong.

Arah semprotan pun juga tak boleh ngasal, stomata kebanyakan adanya di bagian bawah daun, jadi nozzle sprayer harus diarahkan ke situ agar penyerapan maksimal.

Cara Pengaplikasian Pupuk Daun yang Tepat

Keliatan sepele, terdengar ribet juga, gimana cara paling pas buat nyemprot pupuk pada daun agar hasilnya optimal? Setidaknya, ada beberapa cara yang perlu kamu ikuti agar tanaman didalam pot-mu bisa sehat dan cepat berbuah dengan penyemprotan pupuk daun, diantaranya..

1. Teknik Penyemprotan

Gak bisa asal semprot, pastikan daun benar-benar basah merata. Gunakan alat semprot dengan nozzle yang halus supaya butiran pupuk tersebar rata ke semua permukaan daun.

2. Dosis yang Pas

Kalkulasi dosisnya juga gak bisa kebanyakan ya, justru kalau kebanyakan daunnya malah gosong, ikuti aja aturan yang ada di kemasan pupuk. Kalau mau lebih aman, gunakan dosis sedikit di bawah rekomendasi, tapi frekuensinya dipercepat.

Misal dari yang seharusnya tiap 10 hari sekali, bisa kamu ubah menjadi 7 hari sekali.

3. Waktu Penyemprotan

Hindari menyemprot di siang hari, selain cepat menguap, daun pun bisa kepanasan karena air pupuk layaknya lensa yang memperbesar cahaya. Waktu terbaik adalah di pagi atau sore hari ketika cuaca masih adem.

4. Perhatikan Cuaca

Percuma juga kan kalau hujan-hujan nyemprot pupuk, langsung luntur diguyur hujan. Ada angin kencang pun juga gak efektif, pupuk bisa terbawa angin dan gak jadi nempel di daun.

Setidaknya, dengan memperhatikan hal-hal dasar ini dulu, kamu telah menjamin pemupukan daun yang lebih efektif. Tanaman pun akhirnya bisa lebih cepat masuk fase generatif alias pembungaan dan pembuahan.

Cara Pengaplikasian Pupuk untuk Tanaman di Dalam Pot agar Cepat Berbuah

Selain tips dasar penyemprotan pupuk daun untuk tanaman dalam pot diatas, ada juga fase-fase yang perlu diperhatikan. Tiap fase pertumbuhan tanaman memiliki kebutuhan pupuknya masing-masing, berikut penjelasannya..

1. Pemberian Pupuk Daun pada Fase Vegetatif (Pertumbuhan)

Setelah bibit tanaman buah dipindahkan ke pot atau polibag baru, tanaman akan butuh waktu untuk beradaptasi. Sekitar 7–10 hari setelah pindah tanam, tanaman baru bisa mulai diberi pupuk daun.

Di fase awal ini, fokus utamanya adalah membentuk batang dan daun yang sehat. Jadi, yang dibutuhkan adalah pupuk dengan kandungan Nitrogen (N) tinggi.

Nitrogen membantu tanaman agar daunnya lebih hijau dan pertumbuhannya lebih cepat. Contoh kamu bisa makai pupuk daun seperti Growmore hijau, pemupukannya dilakukan secara rutin setiap 10 hari sekali.

Note, begitu mulai muncul tunas-tunas baru, pemupukan N tinggi harus dihentikan dulu. Karena tunas muda sangatlah sensitif dan gampang rusak kalau terkena pupuk berlebih.

Jadi ya biarkan dulu tunasnya tumbuh alami sampai benar-benar kuat, berubah jadi ranting kecil atau daun yang kokoh.

Baru setelah tunasnya sudah solid, tanaman bisa diberi pupuk lagi. Kali ini bukan pupuk N, tapi pupuk dengan kandungan Fosfor (P) dan Kalium (K) tinggi.

Pupuk Buah Gandasil B original

Unsur P penting guna memperkuat akar dan memicu pembungaan, sementara K berfungsi memperkuat batang, daun, dan nantinya mendukung pembentukan buah. Beberapa contoh produk pupuk yang bisa digunakan di fase ini adalah Multi KP atau Gandasil B (6-32-35).

2. Pemberian Pupuk Daun pada Fase Generatif 1 (Pembungaan)

Kalau tanaman sudah masuk ke fase generatif alias siap berbunga, jenis pupuk yang digunakan tentu berbeda. Pada fase ini, tanaman membutuhkan Fosfor (P) dan Kalium (K) dalam jumlah tinggi.

Penyemprotan dilakukan rutin setiap 10 hari sekali, dengan tujuan untuk memacu munculnya bakal bunga. Pun perlu dicatat, begitu bunga mulai mekar, pemupukan daun harus dihentikan sementara.

Karena bunga bisa rontok sebelum sempat jadi buah kalau terus-terusan disemprot pupuk. Tentu kita menghindari hal seperti ini terjadi, lama-lama nunggu berbunga, malah pada gugur gara-gara salah timing pemupukan.

Jadi ya setidaknya sabar dulu sampai bunga mekar dengan sempurna.

3. Pemberian Pupuk Daun pada Fase Generatif 2 (Pembuahan)

Fase dimana bunga telah berubah jadi pentil alias buah kecil. Di tahap ini, pupuk daun bisa diberikan lagi, terutama yang kandungan P dan K-nya tinggi.

Dengan tujuan untuk mendukung pembesaran buah sekaligus membantu pematangan biji di dalamnya. Kalau pengaplikasiannya konsisten, hasil buah biasanya lebih maksimal dengan ukurannya yang lebih besar, rasanya lebih manis, daya simpan pun lebih lama.

Penyemprotan bisa dilakukan sampai mendekati masa panen, pun tetap harus dikira-kira, jangan berlebihan. Lebih baik sedikit tapi rutin, daripada sekali nyemprot langsung banyak.

Perbandingan Penyemprotan Pupuk Daun pada Tanaman Sayuran Daun

Dari tadi admin menjelaskan cara penyemprotan pupuk daun pada tanaman buah ya. Sebenarnya teknik ini berbeda dengan sayuran daun seperti kangkung, bayam, atau sawi.

Untuk sayuran daun, pemupukan daun tidaklah serumit itu. Karena target panennya ya memang pada daunnya, bukan bunga atau buahnya.

Jadi kalau kamu menyemprot pupuk daun pada tanaman sayuran daun, kamu tak perlu mengkhawatirkan akan bunganya yang rontok atau gagal buah.

Meski begitu, dosis pupuk tetap perlu diperhatikan, kalau kebanyakan ya tetep daunnya bisa kebakar, warnanya cokelat, dan bukannya subur malah rusak. Jadi tetap harus sesuai aturan yang tertera di label pupuk.

Penutup

Sampai disini, admin simpulkan kalau pengaplikasian pupuk daun untuk tanaman buah didalam pot sebenarnya simpel kalau telah paham fase-fasenya. Karena ya setiap tahap pertumbuhan punya kebutuhan nutrisi yang berbeda.

Kalau dosis, jenis pupuk, dan timing aplikasinya tepat, tanaman buah di tabulampot milikmu bukanlah sekadar jadi penghias, tapi juga bisa menghasilkan buah yang manis, sehat, dan berkualitas.

Jadi, tak ada salahnya kamu mencoba dan menerapkan tips dan cara-cara penyemprotan pupuk daun diatas. Yang akan menikmati hasilnya pun tentu kamu sendiri.

About the Author: Tukang Kebun