Mengenal Tanaman Genjer, Manfaat dan Cara Budidayanya

Kalau kamu pernah main ke sawah atau pinggiran rawa, mungkin kamu pernah melihat tanaman berdaun lebar berwarna hijau segar yang tumbuh di air berlumpur. Yang kamu lihat itu bisa jadi adalah tanaman dengan nama genjer.

Sayur yang satu ini punya sejarah panjang di Indonesia, bahkan dulu sempat jadi simbol kesederhanaan di masa-masa sulit karena sering dikonsumsi masyarakat saat bahan pangan lain susah dicari. Meski dulunya dianggap “sayur rakyat kecil”, sekarang genjer justru kembali populer karena kandungan gizinya yang luar biasa.

Genjer punya karakter unik—tumbuh di genangan air, bentuknya mirip eceng gondok, tapi kalau diperhatikan lebih dekat, ada bedanya. Genjer bertangkai panjang, berlubang di bagian tengah, dan daunnya mengapung di permukaan air.

Bagian yang paling sering dimasak adalah kuncup bunganya yang masih muda. Nah, di situlah letak kenikmatan sejati genjer—rasanya agak langu tapi gurih dan khas banget. Kalau diolah dengan cara ditumis pedas atau dimasak dengan oncom, aromanya menggugah selera, nasi pun seolah tak cukup satu piring.

Bagi sebagian orang, genjer punya nilai nostalgia tersendiri. Sayur ini sering hadir di meja makan keluarga pedesaan, dimasak sederhana tapi selalu hangat di hati. Sekarang, genjer juga mulai dilirik kalangan urban yang mulai sadar akan pentingnya konsumsi sayur alami dan minim pestisida.

Jadi, genjer bukan cuma sekadar sayur dari rawa, tapi juga simbol keseimbangan antara alam, tradisi, dan kesehatan.

Mengenal Sayur Genjer (Limnocharis flava)

Bernama ilmiah Limnocharis flava, di beberapa negara Asia Tenggara, genjer juga dikenal sebagai sawah lettuce atau selada sawah. Habitatnya slalu tak jauh dari air—baik di rawa, parit, atau sawah yang tergenang.

Akar genjer kuat menancap di lumpur, sementara batang dan daunnya memanjang ke atas dengan tekstur berair. Kalau bunganya mulai muncul, warnanya kuning cerah, seolah kontras dengan latar hijau daun di sekitarnya.

Genjer termasuk tanaman tahunan, yang berarti tumbuh terus-menerus tanpa perlu ditanam ulang setiap musim. Banyak petani yang suka menanamnya, karena sekali tumbuh, genjer bisa dipanen berkali-kali.

Secara fisik, tingginya bisa mencapai 40–100 cm tergantung kondisi air dan sinar mataharinya. Kuncup bunganya tumbuh di ujung tangkai panjang dan biasanya dipetik sebelum mekar penuh—bagian inilah yang paling disukai untuk dimasak karena masih lembut dan berasa manis alami.

FYI, genjer sempat dianggap tanaman liar atau gulma karena pertumbuhannya yang tak memerlukan perawatan. Yah sekarang persepsi itu mulai berubah, karena banyak yang tersadar kalau nyatanya genjer menyimpan segudang manfaat.

Selain di Indonesia, genjer juga tumbuh di negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina. Di sana pun genjer juga dikonsumsi sebagai sayuran tradisional, dimasak dengan santan, saus ikan, atau disajikan sebagai pelengkap lauk utama.

Kandungan Gizi Tanaman Genjer

Tahukah kamu kalo sayur genjer padat akan nutrisi? Jadi, di dalam 100 gram bagian yang bisa dimakan, genjer mengandung..

  • Kalori: sekitar 35 kkal
  • Protein: 1,7 gram
  • Serat: 2,5 gram
  • Kalsium: 62 mg
  • Fosfor: 33 mg
  • Kalium: 908,8 mg
  • Natrium: 64 mg
  • Vitamin C: 54 mg
  • Air: 90 gram
  • Karoten: 3800 mcg
  • Niasin (vitamin B3): 1,1 mg

Kandungan kalium dan vitamin C-nya yang tinggi, cocok untuk menjaga tekanan darah dan daya tahan tubuh. Lalu karoten sebagai antioksidan alami, serta kalsium dan fosfor yang ngebantu memperkuat tulang dan gigi.

Kandungan airnya pun tinggi, jadi kalo dimasak, genjer akan terasa segar. Genjer bisa jadi menu siapapun yang mau diet atau menjaga berat badan, karena genjer rendah kalori, pun tetap kaya akan nutrisi.

Dan yang terpenting, semua kandungannya alami—tanpa pengawet, tanpa bahan tambahan, murni dari tanaman air yang tumbuh subur di alam.

Manfaat Sayur Genjer

1. Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil

Salah satu keunggulan genjer adalah pada kandungan kalium-nya yang tinggi. Kalium berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh, sekaligus membantu menurunkan tekanan darah yang terlalu tinggi.

Jadi bagi yang punya riwayat hipertensi, genjer bisa jadi pilihan untuk membantu menurunkan tekanan darah tanpa efek samping.

Kalium pun juga berperan menjaga kerja otot, termasuk otot jantung. Dengan kadar kalium yang cukup, aliran darah jadi lebih lancar dan risiko penyakit kardiovaskular pun bisa ditekan.

2. Melawan Radikal Bebas

Kandungan karoten dan vitamin C di dalam genjer berfungsi sebagai antioksidan alami. Dua zat ini membantu melawan radikal bebas—senyawa jahat yang bisa merusak sel-sel tubuh dan memicu penuaan dini.

Kalau tubuh kebanyakan terpapar radikal bebas (misalnya dari polusi, rokok, atau makanan olahan), bisa memicu munculnya masalah seperti kulit kusam, mudah lelah, sampai risiko kanker meningkat. Dengan rutin mengonsumsi genjer, tubuh pun bisa meningkatkan pertahanan alaminya.

3. Menyehatkan Kulit dan Mata

Bagi yang ingin kulit cerah alami tanpa perawatan yang mahal, mengonsumsi genjer adalah salah satu caranya. Kandungan karoten di dalamnya bagus untuk melindungi kulit dari sinar UV dan membantu regenerasi sel kulit, zat yang juga bisa mencegah timbulnya jerawat dan menjaga kelembapan alami kulit.

Selain itu, karoten pun akan diubah tubuh menjadi vitamin A, yang penting guna kesehatan mata. Dengan cukup asupan vitamin A, risiko gangguan penglihatan seperti rabun senja atau mata lelah bisa berkurang.

4. Meningkatkan Sistem Imun dan Kesehatan Sel

Vitamin C di dalam genjer berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Zat ini membantu pembentukan kolagen, mempercepat penyembuhan luka, serta ngejaga sel-sel tubuh tetap kuat.

Cara Budidaya Genjer di Lahan

Gimana setelah tahu manfaat dan kandungan gizi dari genjer? tertarik mengonsumsinya? Atau kalau ada lahan malah tertarik untuk membudidayakannya?

Tenang, karena bagi teman-teman yang tertarik untuk mencoba membudidayakan genjer, admin pun akan membagikan caranya. Membudidayakan atau menanam genjer sebenarnya tidaklah sulit, meski begitu, ada baiknya kamu tau cara-caranya yang benar..

Syarat Tumbuh Genjer

Genjer paling senang tumbuh di wilayah berair, seperti rawa, parit, atau sawah yang becek. Jadi ya tempat-tempat yang selalu lembap dan penuh air, karena genjer termasuk tanaman semi-air.

Dengan suhu ideal buat pertumbuhannya ada di kisaran 15–25°C, suhu yang tak terlalu panas tapi juga gak terlalu dingin.

Genjer pun juga perlu penyinaran matahari sekitar 8–12 jam per hari agar proses fotosintesisnya berjalan lancar. Untuk air, kalau kamu nanemnya di daerah yang tak terlalu sering hujan, kamu bisa ngebantu dengan penyiraman rutin atau membuat sistem irigasi.

Idealnya, curah hujan yang cocok untuk genjer adalah disekitar 500–900 mm per tahun.

Terakhir, pilih tanah jenis aluvial, yaitu tanah yang lembek, subur, dan kaya bahan organik. Dan jenis tanah seperti ini tentu banyak ditemukan di sekitar area sawah atau pinggir sungai.

1. Persiapan Bibit

Genjer sendiri bisa diperbanyak dengan dua cara, yaitu dari biji (benih) atau dari anakan tanaman. Tapi, agar lebih cepat dan hasilnya mantap, kebanyakan orang lebih memilih menggunakan anakan genjer sebagai bibitnya.

Jadi kamu tinggal nyari tanaman genjer liar di area sawah atau rawa, terus cabut anakan yang telah tumbuh dengan akarnya. Kumpulkan anakan tadi di wadah berisi air, agar akar-akarnya gak layu dan tetap segar sampai saatnya ditanam.

Kalau ada lahan luas, sebaiknya pilih anakan yang sehat dan batangnya tegak, tanda kalau genjer tersebut kuat dan daya pertumbuhannya bagus nantinya.

2. Persiapan Lahan

Jelas syarat utama lahan genjer itu harus tanah basah dan berlumpur, mirip seperti lahan sawah. Jadi, kalau ada sawah bekas panen padi milikmu, cocok untuk dijadikan tempat budidaya genjer.

Bersihkan dulu lahannya dari rumput liar atau gulma, bisa dengan penyiangan manual (dicabut satu-persatu) atau kalau mau lebih cepat, dengan herbisida. Setelah gulmanya kering dan mati, tambahkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang.

Agar makin subur, semprotkan EM4 (mikroba pengurai bahan organik) di tanahnya. Guna membantu mempercepat proses pembusukan bahan organik dan memperbaiki struktur tanah.

3. Penanaman Genjer

Setelah lahan siap dan telah dialiri air, sekarang saatnya menanam. Kondisi tanahnya harus lembek, becek, bahkan lebih bagus kalau sampai seperti lumpur sawah.

Tancapkan bibit genjer (anakan tadi) ke dalam lumpur dengan jarak sekitar 20–30 cm antar tanaman. Karena genjer pertumbuhannya cepat serta bisa menghasilkan banyak anakan baru, kita perlu memberinya jarak penanaman.

Proses penanaman ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari supaya bibit gak stres terkena panas matahari langsung.

4. Perawatan Genjer

Genjer adalah tanaman yang doyan air, jadi kamu perlu menjaga kondisi lahan tetap lembab dan berlumpur. Asalkan hidup di tanah yang becek, genjer bisa tumbuh dengan baik walau tanpa pupuk tambahan.

Tapi kalau mau hasilnya lebih subur, sesekali tambahkan aja pupuk organik cair atau pupuk NPK dalam dosis rendah. Pemberiannya bisa dilakukan setelah panen pertama agar pertumbuhannya tetap stabil.

FYI, musuh genjer di sawah adalah keong sawah, yang akan memakan daun-daun muda genjer. Untuk mengatasinya, bisa dengan mengambil keongnya secara manual tiap pagi, atau kalau populasinya kebanyakan, bisa dengan moluskisida (obat pembasmi keong).

5. Panen Genjer

Biasanya, genjer sudah bisa dipanen setelah berumur 2–3 bulan sejak ditanam. Di usia ini, genjer sudah mulai banyak menghasilkan anakan baru dan daunnya masih muda, empuk, serta rasanya gak pahit.

Cara panennya gampang, tinggal potong tangkai bunga beserta daun mudanya. Hindari mengambil seluruh tanaman sampai ke akar, karena genjer bisa tumbuh lagi dari anakan yang tersisa.

Setelah panen pertama, kamu bisa manen lagi setiap 3–4 hari sekali, cepat kan ya? Dengan perawatan serta kondisi airnya yang stabil, genjer bahkan bisa tumbuh terus-menerus sampai beberapa bulan ke depan.

Dan bagi temen-temen yang gak punya lahan sawah, genjer pun juga bisa dibudidayakan di polybag. Tinggal siapkan wadah besar, isi dengan tanah lembek dan selalu jaga supaya media tanamnya tetap basah.

Penutup

Genjer mungkin sering dianggap tanaman liar, tapi justru dari liar inilah alam mempersembahkan anugerahnya. Tanaman yang mudah tumbuh, murah, namun kandungan gizinya luar biasa itulah genjer.

Jadi, bagi teman-teman yang penasaran atau malah kepengen mencoba membudiayakannya, silahkan deh dicoba.

About the Author: Tukang Kebun