Budidaya cabai itu memang menarik banget, tapi juga penuh tantangan, lho. Buat kamu yang sering menanam cabai—baik di lahan luas maupun di pot rumah—pasti pernah ngalamin momen di mana bunga-bunga cantik yang baru tumbuh malah berguguran satu per satu.
Padahal, bunga-bunga itu adalah “calon buah” yang kita tunggu-tunggu hasilnya. Nah, kalau bunga udah rontok duluan, bisa-bisa tanaman nggak berbuah sama sekali atau hasil panennya jauh dari harapan.
Fenomena bunga cabai rontok ini sebenarnya bukan hal aneh, tapi kalau terjadi terus-menerus, jelas bikin frustasi. Banyak faktor yang bisa bikin bunga cabai rontok, mulai dari kesalahan pemupukan, kekeringan, serangan hama, sampai penggunaan pestisida atau zat pengatur tumbuh yang berlebihan.
Menariknya, hampir semua penyebab itu sebenarnya bisa dihindari kalau kita paham karakter tanaman cabai dan tahu cara merawatnya di setiap fase pertumbuhannya.
Cabai, layaknya tanaman lain, butuh keseimbangan. Keseimbangan nutrisi, air, cahaya, hingga perawatan sehari-hari.
Sedikit saja salah langkah, bisa berdampak besar. Misalnya, terlalu rajin kasih pupuk nitrogen karena pengen tanamannya cepat rimbun, eh malah bikin bunganya rontok. Atau terlalu sering nyemprot pestisida, tapi malah bikin daun dan bunga terbakar.
Hal-hal kecil kayak gini sering dianggap sepele, padahal pengaruhnya besar banget.
Makanya, penting banget buat kita memahami setiap fase pertumbuhan cabai—mulai dari fase vegetatif, pembungaan, sampai pembuahan—karena tiap fase punya kebutuhan yang berbeda. Di sinilah peran petani atau penghobi cabai diuji: seberapa sabar dan teliti kamu memperhatikan kebutuhan tanamanmu.
Karena kunci sukses menanam cabai itu bukan cuma soal pupuk atau air, tapi soal konsistensi dan perawatan yang tepat waktu.
Penyebab Bunga Cabai Rontok
Setidaknya, berikut beberapa penyebab umum dari rontoknya bunga cabai yang telah admin rangkum..

1. Kebanyakan Nitrogen
Nitrogen memanglah baik bagi tanaman, cuman pas fase pertumbuhan vegetatif (cabang, daun, batang) aja. Karena begitu masuk fase pembungaan, kebutuhan N justru menurun.
Kalau kamu masih ngebombardir tanaman dengan pupuk tinggi N (misal urea atau pupuk N-dominan), tanaman pun fokusnya ke pembuatan daun, bukan mempertahankan bunga. Akibatnya bunga yang baru muncul pun jadi gampang rontok.
Agar tahu rontoknya bunga cabaimu karena nitrogen, bisa dilihat dari daunnya yang terlalu rimbun, warna hijau gelap pekat, tapi jumlah bunganya sedikit banyak yang gugur pula. Bisa juga kamu cium bau tanahnya, atau cek lagi proses pemupukan menjelang/selama berbunga.
Jika penyebabnya memang karena nitrogen, sekarang hentikan pemberian pupuk N. Mulai beralih ke nutrisi yang mendukung fase generatif yaitu Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Boron (B).
Pengaplikasiannya bisa lewat pupuk tanah plus penyemprotan daun (foliar) yang mengandung kalsium atau boron sesuai anjuran produsen. Pun gak perlu berlebihan juga, karena boron dan kalsium yang berlebih juga berbahaya.
2. Serangan Hama Trips
Trips suka menyerang ujung daun muda, kuncup bunga, dan bagian dalam bunga. Mereka makan dengan cara mengisap cairan sel — jadilah jaringan bunga melemah lalu rontok.
Kalau populasi dari trips telah mencapai ambang, jelas efeknya sangat masif.
Ciri-cirinya bisa terlihat dari daun muda yang tampak kusam atau mengkilap karena bekas luka, ada bercak keperakan pada daun, bunga terlihat cacat atau kering, dan terkadang ada bintik-bintik kotoran halus. Bisa juga terlihat dari serbuk sari bunga yang berantakan, karena trips ngeganggu penyerbukan.
Untuk penanganannya, lakukan sanitasi lahan, buang bagian yang parah, dan pasang perangkap sticky (kuning/biru) untuk monitoring. Untuk kontrol, kamu bisa nyoba cara alternatif nan ramah lingkungan, seperti neem oil, sabun insektisida, atau produk berbahan aktif yang spesifik untuk trips (ikuti label dan rotasi bahan aktif agar hama tak kebal).
Juga penting untuk ngejaga jarak tanam dan kebersihan lahan, karena trips suka lingkungan yang lembap serta rimbun.
Perlu dicatat juga kalau tanaman terkena virus (mosaic/geminivirus). Virus yang ditularkan oleh vektor seperti whitefly atau thrips — kalau tanaman terinfeksi virus, bunga pun gampang rontok karena metabolisme tanaman terganggu.
Kamu bisa membuang tanaman yang terinfeksi dan memperketat pengendalian vektor.
3. Kekeringan
Apakah kamu pernah luput untuk menyiram tanaman cabai milikmu?
Waktu musim kemarau panjang atau sistem irigasinya yang jelek, akar tak dapat pasokan air memadai, turgor sel turun, dan bunga pun jadi gampang gugur karena kekeringan. Penyerbukan juga terganggu kalau polen kering.
Ciri-cirinya bisa terlihat dari daun yang menggulung ke atas, layu di siang hari, tanah retak kering, bunga layu lalu jatuh. Buah cabai yang sempat terbentuk pun biasanya kecil dan ringan.
Jadi, ada baiknya kamu perbaiki dulu sistem pengairan. Kalau nanam di pot, siram rutin dan pastikan drainasenya bagus.
Di lahan, pertimbangkan penggunaan mulsa organik atau plastik untuk mengurangi penguapan, gunakan irigasi tetes jika memungkinkan — hemat air tapi akar slalu mendapat cukup kelembapan. Serta tambahkan bahan organik ke tanah supaya daya tahan tanah terhadap kekeringan meningkat.
4. Overdosis Pestisida
Terkadang, niat baik memang tak selalu berujung yang baik juga, bahkan juga berlaku pada pertanian. Penggunaan pestisida kimia di luar dosis atau campurannya yang ngawur bisa menyebabkan fitotoksisitas, ujung daunnya pupus, jaringan terbakar, dan bunga pun gampang rontok.
Ciri-cirinya bisa terlihat dari daun yang menghitam atau mengering di ujungnya, bercak terbakar, bunga menghitam lalu gugur, dan tanaman malah terlihat stres setelah penyemprotan.
Untuk penanganannya, patuhi label dosis minimal yang dianjurkan dulu, kalau belum efektif, tingkatkan perlahan bukan melompat ke dosis gila. Jangan mencampur banyak produk yang berbeda asal-asalan.
Lakukan uji coba pada beberapa tanaman sebelum menyemprot ke seluruh lahan (spot test). Lebih baik terapkan prinsip IPM, kombinasi kultur teknis, biologi, dan kimia hanya jika perlu.
5. Pengaplikasian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Berlebihan
ZPT seperti giberelin memang dipakai untuk merangsang pembungaan, terutama di luar musim, tapi dosis dan timingnya harus diperhatikan. Pemakaian berlebihan malah membuat bunga melemah dan gampang gugur — karena hormon jadi tak seimbang dan bunga gak kuat bertahan sampai pembuahan.
Ciri-cirinya bisa kamu cek dari munculnya banyak bunga serentak tapi cepet rontok, atau bunganya tampak kecil dan rapuh setelah pengaplikasian ZPT.
Untuk penanganannya, kalau pakai ZPT, ikuti aja takaran pabrik dan aplikasikan pada waktu yang direkomendasikan (biasanya pagi atau sore yang tidak panas). Pertimbangkan alternatif alami seperti ekstrak rumput laut/seaweed atau pupuk organik yang menstimulasi keseimbangan hormon alami tanaman.
Kalau mau bereksperimen pun, pakai dosis rendah dulu lalu amati reaksinya.
Cara Pencegahan dan Penanganan Umum Kerontokan Bunga pada Cabai
Kita tau, mencegah lebih baik daripada mengobati, dan ada baiknya kalau kamu melakukan perawatan yang tepat guna mencegah rontoknya bunga cabai milikmu. Karena di luar penyebab spesifik yang telah admin sebutkan, ada beberapa pencegahan umum yang bisa kamu lakukan agar bunga cabai tetap kuat dan gak gampang lepas dari tangkainya.
Pertama perhatikan kondisi tanah dan pH-nya, cabai suka tumbuh di tanah dengan pH netral sampai sedikit asam, sekitar 6–6,8. Kalau tanahnya terlalu asam, nutrisi penting seperti kalsium dan magnesium akan susah diserap tanaman.
Ada baiknya kamu membeli tes pH tana yang banyak dijual di toko pertanian. Kalau ternyata pH-nya terlalu rendah, taburkan kapur dolomit secukupnya guna menetralkan.
Lalu jaga keseimbangan nutrisi, jangan hanya berfokus pada pupuk nitrogen, tambahkan unsur kalium (K), kalsium (Ca), dan boron (B) yang berperan dalam memperkuat jaringan bunga.
Kombinasi pupuk NPK dengan tambahan unsur mikro seperti magnesium (Mg), seng (Zn), dan besi (Fe) pun bagus untuk ngejaga bunga tetap kuat sampai jadi buah. Gunakan aja pupuk cair daun atau pupuk kocor dengan dosis ringan tapi rutin.
Ketiga, atur sistem pengairan yang stabil karena tanaman cabai sensitif terhadap kekeringan, pun juga gak bisa tergenang air.
Kalau kamu nanam di lahan, pastikan ada saluran irigasi kecil di antara bedengan agar air bisa mengalir dengan baik. Kalau di pot, pastikan bagian bawah pot berlubang agar tak menggenang.
Gunakan juga mulsa plastik hitam perak untuk menjaga kelembapan tanah dan mencegah penguapan berlebihan, terlebih pas musim kemarau.
Hindari juga penggunaan pestisida berlebihan, karena dosis pestisida yang berlebihan, malah merusak jaringan tanaman serta membuat bunga rontok. Gunakan pestisida sesuai dosis anjuran, dan kalau bisa, selingi dengan pestisida nabati seperti rebusan daun sirsak, serai, atau bawang putih.
Selain lebih aman bagi tanaman, juga menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar lahan milikmu.
Lalu lakukan pemangkasan ringan secara rutin. Daun dan cabang yang terlalu rimbun bisa menghambat sirkulasi udara, menyebabkan kelembapan tinggi di sekitar bunga, dan bunga pun jadi cepat busuk.
Pangkas daun yang menutupi bunga atau cabang yang tumbuh terlalu rapat supaya sinar matahari bisa masuk dan udara lebih lancar.
Terakhir, kontrol hama dan penyakit sejak dini, jangan menunggu tanaman parah dulu baru bertindak. Lakukan pengecekan rutin, terutama di bagian bawah daun dan bunga, karena di sanalah hama seperti trips atau kutu biasanya bersembunyi.
Kalau ketemu tanda-tanda adanya hama, segera lakukan tindakan pencegahan agar populasi hama tak meledak.
Penutup
Sampai disini admin simpulkan, bunga cabai rontok biasanya terjadi karena ketidakseimbangan—nutrisi, air, atau perlakuan kimia. Kalau terjadi pada tanaman cabaimu, cek dan terapkan langkah penanganannya seperti yang telah admin sebutkan diatas.
Perlahan namun pasti, tanaman cabai kamu pasti bakalan pulih kalau penyebabnya ditangani dengan tepat.